PELIHARA ITIK PETELUR BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI
Keterangan Gambar : Para peternak kerap kewalahan melayani pesanan, sehingga harus bekerjasama antarpeternak lainnya untuk memenuhi permintaan. Hal tersebut disampaikan oleh Arbani Ketua Kelompok Hidup Bersama Desa Maluka Baulin Kecamatan Kurau pada Selasa (1/12).

PELIHARA ITIK PETELUR BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI

Budidaya itik petelur ternyata mampu bertahan di tengah situasi pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Terbukti, permintaan telur-telur Itik ini terus meningkat dan masih tetap laku terjual. Para peternak kerap kewalahan melayani pesanan, sehingga harus bekerjasama antarpeternak lainnya untuk memenuhi permintaan. Hal tersebut disampaikan oleh Arbani Ketua Kelompok Hidup Bersama Desa Maluka Baulin Kecamatan Kurau pada Selasa (1/12).

Selain itu, Bagi Arbani, usaha yang sudah dijalankan selama empat tahun ini banyak memberikan keuntungan. Sebelumnya Arbani memelihara Sapi, namun karena keterbatasan tenaga dalam pemeliharaan beralih ke usaha ternak Itik. Kandang Sapi miliknya pun sekarang dirubah dijadikan Kandang Itik dengan kapasitas lebih dari 500 ekor.

Perlu diketahui, Kelompok Tani Hidup Bersama Desa Maluka Baulin, Kecamatan Kurau merupakan salah satu Kelompok Tani yang mendapatkan hibah Gudang dan Peralatan Pengolahan Pakan Unggas dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019.

Dalam usaha peternakan Itik Petelur, komponen biaya pakan hampir lebih dari 60% dari total biaya yang dikeluarkan, dan bahkan pada saat tertentu bisa sampai menjadi 70%.

Untuk mensiasati hal ini, Arbani bersama rekan-rekannya di Kelompok Tani Hidup Bersama Desa Maluka Baulin, memanfaatkan bahan lokal yang mudah didapat untuk dijadikan pakan Ternak Itik.

Bahan untuk olahan pakan tersebut diantaranya, Tepung Paya, Tepung Jagung, Limbah Kepala Udang yang dijadikan tepung, limbah hasil pertanian juga dimanfaatkan dari sisa bulir padi pada proses pembersihan setelah panen. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dan ditambahkan konsentrat, selanjutnya diolah dan dijemur agar tidak mudah berjamur.

"Pada saat aplikasi ke ternak itik, pakan olahan dari bahan lokal ini harus dicampur dengan pakan dari pabrikan dengan perbandingan, 40% pakan olahan ditambah 60% pakan produksi pabrikan, dengan demikian kami para peternak itik dapat mengurangi biaya pakan," ucap Arbani.

Sementara itu, Kepala Bidang Perbibitan, Produksi dan Pakan, Disnakkeswan Kab. Tanah Laut, Ferry Kusmana, turut menyampaikan bahwa produksi pakan olahan Kelompok Tani Hidup Bersama tersebut sempat berhenti beroperasi beberapa bulan yang lalu, dikarenakan kesulitan mendapatkan limbah kepala udang. Namun, saat ini sudah bisa berproduksi kembali memenuhi kebutuhan pakan ternak.

"Harapan kami, pakan olahan yang diproduksi Kelompok Tani Hidup Bersama ini selain untuk memenuhi keperluan pakan di Desa Maluka Baulin, juga bisa dijual ke para peternak desa lainnya yang ada di Kabupaten Tanah Laut," tutupnya. (Diskominfo Tala)

Bagikan halaman ini

Berita Lainnya